MenurutGorys Keraf (1993) syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut. 1. Kesatuan Gagasan Pada contoh di atas, kata Himalaya tidak menunjuk pada penemu jenis kucing tersebut. Kata himalaya mengacu pada tempat/ daerah asal kucing tersebut. Petunjuk mengenai hal itu adalah adanya kata strain sebelum himalaya.
KataKunci: penalaran verbal, menulis wacana narasi 2. Jenis-Jenis Penalaran Proses penalaran pada umumnya digolongkan atas dua jenis yaitu penalaran deduktif dan induktif. Hal ini dinyatakan Nafiah (1997:137),Proses kesimpulan-kesimpulan umum Contoh dalam bentuk wacana: Gorys Keraf Setiap professor pastilah orang yang pintar, cerdas
PEMBAGIANJENIS KATA MENURUT GORYS KERAF. Gorys Keraf Welbeck bisa jadi masalah bagi pertahanan. GORYS KERAF DIKSI DAN GAYA BAHASA BALE BUKU BEKAS Rare. Gorys Keraf Wikipedia bahasa Indonesia ensiklopedia bebas. Pengertian Diksi Menurut Para Ahli Dilihatya. GORIS KERAF BIOGRFI. Merangkum Isi Buku Komposisi Karangan Gorys Keraf Bab. Gorys
Katawacana merupakan salah satu kata yang biasa disebut dengan demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. Ternyata, wacana juga mempunyai beberapa jenis. Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi empat kategori, yaitu: 1. Wacana Naratif Keraf, Gorys. (2004). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka
SedangkanGorys Keraf, dalam “Diksi dan Gaya Bahasa”, mengartikan diksi dalam beberapa pengertian, yaitu : diksi adalah pilihan kata atau mengenai pengertian kata-kata mana yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan, pengungkapan yang tepat, dan gaya penyampaian kata yang lebih baik sesuai situasi.
GorysKeraf (1978:158) Menurut Gorys Keraf, Sintaksis adalah bagian tata bahasa yang mempelajari dasar-dasar dan proses-proses pembantukan kalimat dalam suatu bahasa. Moeliono (1976:103) Menurut Moeliono, Sintaksis adalah suatu kaidah kombinasi kata menjadi satuan yang lebih besar yaitu frase dan kalimat. Kridalaksana (1982:154)
MenurutWiyanto (2004:20), p aragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit pokok pikiran. g. Hampir s erupa dengan pendapat Gorys Keraf. Menurut Soedjito, p aragraf merupakan perpaduan atau gabungan dari beberapa kalimat yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dalam sebuah topik. h.
2W4h5. Jenis Kata dan Fungsinya Menurut Dr. Goris Keraf 1979, hampir semua tata bahasa sekarang mendasarkan pembagian jenis kata menurut Aristoteles. Sebenarnya Aristoteles sendiri tidak membagi kata-kata menjadi 10 jenis kata. Ia hanya meletakkan sistematikanya. Pembagian jenis kata mula-mula terdiri dari 8 jenis kata. Ketika orang-orang Eropa lainnya berusaha menyusun tata bahasa dalam bahasa mereka, mereka menambahkan jenis kata baru sesuai bahasa mereka yaitu kata sandang, dan kata seru interjectio. 1. Noun Kata Benda nomina Kata benda atau noun didefinisikan sebagai nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Pembagian kata benda menurut bagaimana menghitungnya how to count it a. Count noun / Countable noun b. Noncount noun / Mass noun / Uncountable noun Countable noun memiliki bentuk singular dan plural, mereka digunakan bersama dengan singular atau plural verb. Uncountable noun hanya memiliki satu bentuk, mereka digunakan bersama dengan singular verb. Contohhhhhhh Cat, Chair, Game Countable noun adalah individu, tempat, atau benda yang bisa dilihat dan dihitung. Ada beberapa kategori countable noun, diantaranya adalah name of persons, their relationships, and their occupations examples one boy, one friend, one student, two boys, two friends, two students names of animals, plants, insects examples one dog, one flower, one bee, two dogs, two flowers, two bees names of things with a definite, individual shape examples one car, one house, one room, two cars, two houses, two rooms units of measurement examples one inch, one pound, one degree, two inches, two pounds, two degrees units of classification in society examples one family, one country, one language, two families, two countries,two languages containers of nouncount solids,liquids, pastes, and gases examples one bottle, one jar, one tube, two bottles, two jars, two tubes a limited number of abstract concepts examples one idea, one invention, one plan, two ideas, two inventions, two plans Uncountable noun hanya memiliki satu bentuk. Mereka digunakan bersama dengan singular verb. Beberapa kategori uncountable noun adalah food staples that can be purchased in various forms examples bread, meat, butter construction materials that can change shape, depending on what is made examples wood, iron, grass liquids that can change shape, depending on the shape of the countainer examples oil, tea, milk natural substances that can change shape, depending on natural laws examples steam, water, ice, smoke, ashes, oxygen substances with many small parts examples rice, sand, sugar groups of things that have different sizes and shapes examples clothing a coat, a shirt, a sock, furniture a table, a chair, a bed, luggage a suitcase, a trunk, a box languages examples Arabic, Japanese, Spanish abstract concepts, often with ending – ness, – ance, – ence, -ity examples beauty, ignorance, peace most – ing form examples learning, shopping, working 2. Verb kata kerja Verb adalah kata atau frasa yang menyatakan keberadaan, perbuatan, atau pengalaman. Verb dikategorikan menjadi main verb dan auxiliary verb. Dalam beberapa buku grammar, auxiliary verb disebut helping verb karena digunakan dengan main verb, modal dan to be termasuk dalam auxiliary verb. Setiap verb dalam bahasa Inggris dapat diformulasikan sebagai berikut VERB = tense + modal + have + participle + be + -ing + verb word Modal = can, could, may, might, must, shall, should, will, would Be= is, am, are Bila suatu verb menghendaki adanya suatu obyek/pelengkap disebut transitive verb, misalnya build, cut, find, rise, sleep, stay, walk, etc. Sebaliknya bila verb tersebut tidak memerlukan suatu obyek/pelengkap disebut intransitive verb, misalnya agree, arrive, come, cry, exist, go, happen, live, occur, rain, rise, sleep, stay, walk, shop. 3. Adjective kata sifat Adjective atau frasa adjective mendeskripsikan noun. Mereka digunakan untuk mendeskripsikan quantity number or amount, sufficiency number or amount needed, consecutive order order in sequence, quality appearance, dan emphasisimportant or force. ex intelligent, lazy, young, old, rich, poor, beautiful, brown, modern, etc Kebanyakan adjective dan frasa adjective memiliki satu bentuk saja. Mereka tidak berubah bentuk ketika bertemu dengan noun. 4. Pronoun kata ganti Pronoun digunakan untuk menggantikan noun. Noun yang digantikan disebut antecedent. Ada beberapa macam pronoun yaitu 1. subject pronoun examples I, you, he, she, it, we, you, they 2. object pronoun examples me, you, her, him, it, us, you, them 3. possessive pronoun examples my, your, her, his, its, our, your, their 4. relative pronoun examples who, which, whom 5. reflexive pronoun examples myself, yourself, himself, herself, itself, ourselves, yourselves, themselves. 6. reciprocal pronoun example each other. 5. Adverb Kata Keterangan Adverb dan frasa adverb menambah informasi pada verb, adjective, atau kalimat. Mereka memberikan keterangan tentang manner how something is done, frequency how often, time and date when, duration of time how long. examples tomorrow, today, yesterday, soon, always, usually, often, frequently, generally, sometimes, occasionally, seldom, rarely, hardly ever, never, not ever, already, finally, just, probably. Quickly, etc. 6. Kata Bilangan Numeralia Adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau jumlah kumpulan atau urutan tempat dari nama-nama benda. Examples ordinal numbers first, second, third, fourth, etc , cardinal numbers one, two, three, four, etc . 7. Conjunction kata sambung Conjunction adalah kata yang menghubungkan kata-kata, bagian-bagian kalimat atau menghubungkan kalimat-kalimat. Examples and, or, but, etc. 8. Preposition kata Depan preposisi Preposition kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat. Preposisi biasanya diikuti oleh noun dan pronoun. Examples about, above, across, after, against, along, among, around, at, before, behind, below, beneath, beside, between, beyond, by, despite, down, during, for, from, in, into, like, near, of, off, on, out, over, since, through, throughout, till, to, under, until, up, upon, with, within, without, etc. 9. Determiner Kata Sandang Determiner tidak mempunyai arti akan tetapi mendeskripsikan noun. examples a, an, the. 10. Kata Seru Interjeksi Interjeksi mengungkapkan semua perasaan dan maksud seseorang, maka kata seru sebenarnya bukanlah kata tetapi semacam kalimat. Kata seru tidak dibahas dalam perangkat lunak penterjemah ini. Example Ah, ih, auh, uh,ah
Menjalin paragraf yang berkoherensi membutuhkan keahlian dari seorang penulis atau pembicara dalam mengembangkan paragraf sesuai dengan topik yang telah ditentukan tidaklah mudah, karena dalam sebuah paragraf membutuhkan penjelasan secara rinci dengan dukungan kalimat utama dan kalimat penjelas agar menciptakan sebuah paragraf yang utuh dapat dipahami oleh pembaca. Secara teori umum agar memudahkan pembaca dalam memahami ide dalam paragraf setidaknya memiliki tiga sampai dengan lima kalimat, dalam prakteknya membuat paragraf tidak semudah itu karena harus di bangun oleh kalimat yang mempunyai hubungan dan keterkaitan serta tidak memiliki perulangan kata. Membuat keterpaduan antar kalimat agar menjadi paragraf yang berkoherensi memiliki pengulangan kata, konjungsi yang tepat, kata ganti orang dan penggunaan tanda baca, tentu yang berkaitan dengan kalimat utama dan kalimat pendukung. Pengertian Paragraf Menurut Para Ahli Sebelum memahami apa saja jenis-jenis paragraf ketahui terlebih dahulu apa itu paragraf menurut para ahli berikut ini Menurut Gorys Keraf 199762 mengatakan bahwa paragraf adalah himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Menurut Kuntarto 2013189 menyatakan paragraf merupakan bagian karangan yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pemikiran. Menurut Atmazaki 200683 menyatakan bahwa setiap paragraf yang baik memperhatikan kesatuan, keefektifan kalimat dan kejelasan. Melalui pemaparan apa itu paragraf dan pendapat para ahli dapat disimpulkan dalam menulis sebuah paragraf tentu memiliki tujuan dan isi paragraf dari penyusunan kalimat yang saling terpadu. Jenis-Jenis Paragraf Setelah memahami pengertian dari paragraf serta penyusunan kalimat yang baik dan bagaimana paragraf dapat menjelaskan gagasan utama agar dipahami pembaca. Tentu dalam menyampai ide dari kesatuan kalimat penting penggunaan kalimat yang memiliki tujuan dari masing-masing paragraf atau alinea. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa jenis jenis paragraf berdasarkan hal yang ditekankan atau dominan dibicarakan dalam paragraf tersebut, jenis paragraf terbagi menjadi 3 yaitu yang pertama berdasarkan letak atau posisi kalimat utama, kedua menurut isi dan yang ketiga menurut fungsi dan tujuannya. Simak pembahasan selengkapnya dari ketiga jenis paragraf tersebut. Jenis Paragraf Berdasarkan Urutan Isi Penulis dalam membuat paragraf wajib mengetahui struktur dari isi meliputi pembuka, isi dan penutup yang disusun dengan tepat agar saling berkesinambungan. Memahami urutan penulisan ini berfungsi agar menarik perhatian pembaca, mengarahkan perhatian pembaca ke masalah dan memberikan gambaran umum. Paragraf pembuka Paragraf pembuka merupakan jenis paragraf yang berisi kalimat-kalimat berfungsi untuk mengantarkan pembaca pada pokok-pokok persoalan yang akan dikemukakan. Oleh karena itu penulis harus mampu menarik simpati dengan paragraf yang menarik, memunculkan rasa ingin tahu dalam diri pembaca terhadap topik utama / persoalan yang menjadi topik utama. Hal yang bisa dilakukan dengan mengungkapkan latar belakang, suasana dan mengenal karakter dari para tokoh, menyampaikan anekdot dengan mengawali paragraf dengan pernyataan yang tegas dan kontras yang bermaksud agar pembaca melihat pokok permasalahan. Paragraf Isi Paragraf isi merupakan pokok persoalan yang biasanya terletak di antara paragraf pembuka dan penutup dan juga berfungsi untuk memaparkan, membandingkan dan menentukan gagasan dari pokok persoalan. Pada paragraf ini harus benar menuntaskan persoalan yang dibahas agar isi pembahasan tidak menggantung atau tidak jelas, dari pengembangan pokok pikiran yang disusun sehingga menyentuh bagian penutup. Paragraf penutup Paragraf penutup adalah paragraf yang berfungsi untuk mengakhiri sebuah karangan yang biasanya terletak pada bagian akhir suatu karangan atau karya tulis, penulis juga dapat membuat kesimpulan atau menambahkan solusi atas persoalan yang diuraikan. Jenis Paragraf Menurut Letak Kalimat Utama Jenis paragraf berdasarkan letak atau posisi kalimat utama dapat diartikan bahwa jenis paragraf secara penempatanya diletakannya kalimat utama berdasarkan keinginan penulis. Menurut Finoza terdapat macam empat jenis paragraf berdasarkan penempatannya. Paragraf Deduktif Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragraf, paragraf ini yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul dengan uraian di paragraf berikutnya. Paragraf ini menempatkan ide atau gagasan melalui kalimat utama yang diletakkan di awal, selanjutnya akan dijelaskan secara detail dengan kalimat penjelas dan pendukung. Contoh Paragraf Deduktif Saat ini Indonesia sedang berusaha membangkitkan perekonomian. Banyak usaha yang dilakukan, mulai dari menekan jumlah barang impor yang mengalahkan pemakaian barang lokal. Pemerintah juga meluaskan lapangan pekerjaan, agar sumber daya manusia SDM dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk pembangunan negara. Bagi pelaku korupsi, kolusi, dan nepotisme KKN yang sangat merugikan perekonomian negara tentunya akan diberikan sanksi tegas karena yang kita ketahui Indonesia terpuruk akibat KKN yang terjadi di segala institusi. Oleh karena itu, dengan usaha yang dilakukan sekarang diharapkan Indonesia dapat mem- bangkitkan perekonomiannya. Paragraf Induktif Paragraf Induktif adalah paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok permasalahan paragraf, atau secara sederhananya jenis paragraf ini kalimat utamanya berada di akhir kalimat. Paragraf induktif memberikan gagasannya melalui kalimat utama yang diletakan di akhir paragraf, ini merupakan bentuk penguatan atau penekanan dari gagasan yang hendak disampaikan. Kamu dapat mengidentifikasi paragraf induktif secara eksplisit dengan konjungsi seperti dengan demikian, jadi, oleh karena itu, oleh sebab itu. Dengan konjungsi tersebut memungkinkan kamu memahami simpulan dari paragraf tersebut. Contoh Paragraf Induktif Akhir-akhir ini kita mendengar berita ke- banjiran. Ada banyak sungai yang meluap sampai ke permukiman penduduk. Bahkan kita juga men- dengar ketinggian air sampai melewati pinggang orang dewasa. Jalanan menjadi sulit untuk dilewati akibat genangan air. Sampai-sampai ada jalan yang tidak dapat untuk dilewati sehingga alat transporta- si menjadi mogok. Oleh karena itu, berhati-ha- tilah karena musim kemarau sudah berganti dengan musim hujan. Paragraf deduktif-induktif atau Campuran Bila kalimat pokok ditempatkan pada awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf. Perhatikan contoh di bawah ini! Contoh Paragraf Campuran Dengan adanya sumber daya yang potensial di Indonesia, kita harus optimis bahwa perekonomian kita akan segera pulih kembali. Semua itu akan berhasil apabila ada kerja sama yang baik dan adanya rasa kesadaran di semua semua lapisan masyarakat. Di tahun 2013 ini semoga Indonesia menjadi lebih baik bukan hanya dari sektor ekonomi namun di segala sektor. Sebuah negara dikatakan kaya bukan dari segi kekayaan alamnya saja, tetapi juga dari segi kemakmuran penduduknya. Paragraf Ineratif Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di tengah paragraf. Paragraf ineratif diawali dengan gagasan penjelas sebagai pengantar, kemudian disajikan gagasan utama sebagai puncaknya. Setelah itu, masih ditambahkan gagasan penjelas. Oleh karena tergolong unik, paragraf ineratif jarang ditemukan Contoh Paragraf Ineratif Bencana gempa bumi dan tsunami melanda Aceh. Selain itu, gempa bumi juga melanda Kota Yogyakarta dan beberapa kota lainnya. Banjir terjadi di Kota Jakarta. Beberapa kapal tenggelam dan hilang di perairan. Kecelakaan pesawat juga terjadi di beberapa tempat. Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana. Bencana-bencana tersebut menelan korban, baik harta maupun jiwa. Berbagai bencana atau musibah yang berkaitan dengan virus penyakit juga melanda dan menelan korban yang tidak sedikit. Jenis Paragraf Menurut Tujuannya Ada 4 jenis paragraf berdasarkan tujuannya yaitu paragraf deskripsi, eksposisi, persuasi dan argumentasi, masing-masing jenis tersebut memiliki maksud dan tujuan yang ingin disampaikan oleh penulis ke pembaca hingga mempengaruhi pembaca tersebut, berikut penjelasanya Paragraf Deskripsi Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang dibuat untuk menyampaikan gambaran secara objektif suatu keadaan sehingga pembaca memiliki pemahaman yang sama dengan informasi yang disampaikan. Ciri-ciri paragraf deskripsi adalah bersifat informatif. Memberikan penggambaran melalui kata kata yang jelas dan terperinci dalam menguraikan suatu objek sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, meraba dan merasakan dari pokok bahasan dari paragraf tersebut. Contoh Paragraf Deskripsi Pasangan muda yang melangsungkan pernikahan minggu lalu itu tinggal di rumah petak berukuran 3×6 m. Tembok yang awalnya berwarna hijau kemudian dicat ulang berwarna putih sehingga menimbulkan kesan yang lebih luas. Terasnya banyak ditanami rerumputan, bunga-bunga, dan tanaman toga sehingga rumah terlindungi dari panasnya matahari. Suasana asri, tenang, dan damai menyelimuti hunian baru mereka. Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi dan menerangkan sesuatu pokok persoalan yang biasanya dilengkapi dengan data-data dalam paragraf yang dapat diperoleh dari penelitian, survei atau pengalaman. Contoh Paragraf Eksposisi Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini mencapai rata-rata 7-8% per tahun. Dengan demikian, pendapatan per kapita penduduk Indonesia mencapai beberapa kali lipat. Selain itu, berdasarkan data Biro Pusat Statistik, jumlah penduduk yang dikategorikan miskin juga banyak berkurang. Paragraf Persuasif Paragraf persuasif adalah jenis paragraf berisi ajakan yang disampaikan dengan bahasa singkat, padat dan menarik untuk berusaha meyakinkan, mendorong, mempengaruhi atau membujuk agar pembaca melakukan kehendak dari penulis. Contoh Paragraf Persuasif Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia terbilang masih tinggi. Dari kelahiran, selalu ada 24 kematian. Oleh karenanya, Kepada BKKN menyeru kepada para remaja yang nantinya akan memasuki masa kehamilan dan melahirkan hendaknya mencari tahu pencegahan kematian pada bayi, baik itu di dalam kandungan maupun setelah kelahiran. Diharapkan pula, calon ibu selalu mencukupi nutrisi dan gizinya. Tak hanya itu, peran suami sangat dibutuhkan dalam memberikan dukungan agar istri tidak mengalami baby blues dan bayi lahir tanpa kekurangan apapun. Paragraf Argumentasi Paragraf argumentasi adalah jenis karangan yang berisi gagasan lengkap dengan bukti dan alasan serta dijalin dengan proses penalaran yang kritis dan logis. Argumentasi dibuat untuk mempengaruhi atau meyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya. Jenis paragraf ini agar pembaca dapat menerima pendapatnya biasanya memberikan penjelasan, alasan dan bukti guna memberikan alasan kuat dan meyakinkan pokok permasalahan, tujuan untuk mempengaruhi pembaca. Contoh Paragraf Argumentasi Siswa-siswi lulusan SMA yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi hendaknya memilih jurusan sesuai dengan yang diingini. Hendaknya pula para orangtua tidak memaksa anak-anaknya untuk berkuliah di jurusan yang bertolak belakang dengan keinginan anak. Hal ini dilakukan agar setelah lulus, para sarjana dapat memperoleh pekerjaan atau bahkan dapat membuka usaha sendiri sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Mengingat, Indonesia memiliki angka pengangguran yang cukup tinggi. Dilansir dari Media Indonesia, berdasarkan data BPS bahwa hingga Februari 2022 angka pengangguran di tingkat sarjana hampir 14%. Salah satu penyebab tingginya angka pengangguran tersebut adalah para lulusan tidak memiliki keterampilan yang mumpuni.
Untuk berbicara atau berkomunikasi yang santun dan baik seseorang ditintut untuk mempertimbangkan dan memperhatikan situasi berbicara. Pertimbangan dan perhatian ini menimbulkan berbagai bentuk macam ragam bahasa. situasi resmi pasti berbeda degan situasi tidak resmi. Pembicaraan dalam kondisi yang resmi pasti lebih mengunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang baku. Pengertian Kata Kata adalah suatu bentuk satuan dari suatu bahasa yang memiliki makna arti dan terdiri satu atau lebih makna. Biasanya terdiri dari kata dasar tanpa atau dengan beberapa imbuhan kata. Gabungan dari kata juga bisa membentuk frasa, klausa, atau kalimat. Baca Juga Pengertian Kata Berbeda dengan ragam tidak resmi yang biasa dipakai dalam keadaan bersantai, sambil berkumpul, dan dalam suasana yang akrab konsultasi tidak harus memakai bentuk kata-kata dan struktur kalimat yang baku. Bentuk Kata Dalam proses pembentukan kata akan menghasilkan bentuk kata dasar. Kata dasar adalah Kata yang merupakan dasar dari bentuk kata imbuhan. Bentuk kata ulang, bentuk kata berimbuhan dan bentuk kata. Kata Ulang Bentuk kata dasar yang memiliki pengulangan kata baik dalam sebagian maupun keseluruhan kata. Perubahan kata imbuhan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal prefiks atau awalan, tengah infiks atau sisipan, maupun akhir surfiks atau akhiran kata. Kata Majemuk adalah Gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk satu arti baru. Perhatikan contoh berikut Saya ucapkan terimakasih atas kehadiran Bapak dan Ibu seklaian di tempat ini dalam rangka memenuhi undangan kami. Makasih ya, atas kedatangan kamu semua pada perayan hari ulang tahunku! Perhatikan kalimat pertama dan kedua , yang sangat memiliki perbedaan kalimat, baik di tingkat pilihan kata, bentukan kata ataupun Komposisi tata bahasa kalimatnya. Kalimat yang pertama dipakai dalam kondisi resmi, sedangkan pada kalimat kedua dipakai dalamkeadaan umum atau tidak resmi akrab. Pada keadaan santai tidak resmi, seseorang akan lebih leluasa memilih kata dan kondisi dari pada situasi atau kondisi resmi atau formal. Dalam berkomunikasi situasi atau kondisi apapun, yang paling pernting adalah dapat menciptakan keadaan berkomunikasi yang baik efektif dan nyaman. Baca Juga Pengertian Kata Serapan Jenis-Jenis Kata Dari macam-macam pembagian kelas kata diatas dapat di jelaskan sebagai berikut 1. Kata kerja verba Kata kerja verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. Ciri-ciri kata kerja Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah. Misal akan pergi, sedang main, telah pulang. Dapat diingkari dengan kata tidak. Misal tidak makan, tidak tidur. Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS. Misal pergi dengan adik, menulis dengan cepat. Macam-macam kata kerja verba Verba dasar bebas. Misal duduk, makan, mandi, minum, pergi, pulang Verba turunan, terdiri atas Verba berafiks. Contoh ajari, bernyanyi, bertaburan. Verba bereduplikasi. Contoh bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan. Verba berproses gabung. Contoh bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum. Verba majemuk. Contoh cuci mata, campur tangan, unjuk gigi. Verba transitif kata kerja yang membutuhkan objek. Contoh saya menulis surat. S P O Verba intransitif kata kerja yang tidak memerlukan objek. Contoh mereka duduk ditaman. S P K 2. Kata benda nomina Kata benda nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda konkret maupun abstrak. Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap dan keterangan. Ciri-ciri kata benda Dapat diingkari dengan kata bukan. Misal bukan gula, bukan rumah, bukan mimpi. Dapat diikuti dengan gabungan kata yang + KS atau yang sangat + KS. Misal buku yang mahal, pengetahuan yang sangat penting. Macam-macan nomina Nomina bernyawa. Misal Umar, Abdullah, nenek, nona, ayah. Nomina tak bernyawa. Misal nama lembaga, hari, waktu, daerah, bahasa. Nomina terbilang. Misal kantor, rumah, orang, buku. Nomina tak terbilang. Misal udara,kebersihan, kemanusiaan. Nomina kolektif. Misal cairan, asinan, buah-buahan, kelompok. Nomina ukuran. Misal pucuk, genggam, batang, kilogram. Nomina dari proses nominalisasi. Misal keadilan, kenaikan, pembicara. Nominalisasi dengan si dan sang. Misal si kecil, si manis, sang kancil. Nominalisasi dengan yang. Misal yang lari, yang berbaju, yang cantik. Baca Juga Pengertian Katalis Katalisator 3. Kata ganti pronomina Kata ganti pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu pada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk mengganti kata bendanomina. Macam-macam pronomina Pronomina dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu a. Pronomina persona. Pronomina reduplikasi. Misal kita-kita, dia-dia, dan beliau-beliau. Pronomina berbentuk frasa. Misal kamu sekalian, aku ini, dia itu. Pronomina takrif, terbatas pada pronomina persona orang. Misal Pronomina persona I kata ganti orang I saya, aku tunggal dan kami, kita jamak. Pronomina persona II kata ganti orang II kamu, engkau, anda tunggal, dan kalian, anda sekalian jamak. Pronomina persona III kata ganti orang III ia, dia, beliautunggal dan mereka jamak. Pronomina tak takrif, tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu. Misal sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa. b. Pronomina penunjuk. Pronomina penunjuk dalam bahasa Indonesia ada 3 macam Pronomina penunjuk umum. Misal ini, itu, dan anu. Pronomina penunjuk tempat. Misal sini, situ, atau sana. Pronomina petunjuk ihwal. Misal begini, dan begitu. c. Pronomina penanya. Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan. Misal siapa, apa, mana, mengapa, kapan, bagaimana, dimana,dan berapa. 4. Kata sifat adjektiva Kata sifat adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak, dan tabiat orang/binatang/benda. Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat, objek, dan penjelas subjek. Ciri-ciri kata sifat Dapat diberi keterangan pembanding lebih, kurang, dan paling. Misal lebih indah, kurang bagus, paling kaya. Dapat diberi keterangan penguat sangat, amat, benar, terlalu,dan sekali. Misal sangat senang, amat keras, mahal benar, terlalu berat. Dapat diingkari dengan kata tidak. Misal tidak benar, tidak halus, tidak sehat. Macam-macam adjektiva Adjektiva dasar. Misal adil, afdol, bangga, baru, cemas, disiplin, anggun, bengkak. Adjektiva turunan, terdiri atas a. Adjektiva berafiks. Misal terhormat, terindah, kesakitan, kesepian. b. Adjektiva bereduplikasi. Misal muda-muda, elok-elok, cantik-cantik. c. Adjektiva berafiks –I, -wi, -iah. Misal abadi, duniawi, insane, ilmiah, rohaniah. Adjektiva deverbalisasi. Misal melengking, terkejut, menggembirakan. Adjektiva denominalisasi. Misal berapi-api, berbudi, budiman, kesatria. Adjektiva de-adverbialisasi. Misal bersungguh-sungguh, berkurang, bertambah. Adjektiva denumeralia. Misal manunggal, mendua, menyeluruh. Adjektiva de-interjeksi. Misal aduhai, sip, asoy. Adjektiva majemuk. Misal panjang tangan, buta huruf, lupa daratan. Adjektiva eksesif berlebih-lebihan. Misal alangkah gagahnya, bukan main kuatnya, Maha kuasa. 5. Kata keterangan adverbia Kata keterangan adverbia adalah kata yang member keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat. Baca Juga Singkatan Dan Akronim – Pengertian, Perbedaan, Pedoman, Judul, Contoh Macam-macam adverbia Adverbia dasar bebas. Misal alangkah, agak, akan, amat, nian, niscaya, tidak, paling. Adverbia turunan, terdiri atas a. Adverbia reduplikasi. Misal agak-agak, lagi-lagi, lebih-lebih, paling-paling. b. Adverbia gabungan. Misal belum boleh, belum pernah, atau tidak mungkin. c. Adverbia yang berasal dari berbagai kelas. Misal terlampau, agaknya, harusnya, sebaiknya, sebenarnya. 6. Kata sandang artikula Kata sandang artikula adalah kata yang mendampingi kata benda atau yang membatasi makna jumlah orang atau benda. Macam-macam kata benda artikula Artikula bermakna tunggal. Misal sang guru, sang suami, sang juara. Artikula bermakna jamak. Misal para petani, para guru, para ilmuwan. Artikula bermakna netral. Misal si hitam manis, si dia, si terhukum. Artikula bermakna khusus. Misal Sri Baginda, Sri Ratu, Sri Paus gelar kehormatan, Hang Tuah, dan Hang Halimah panggilan pria dan wanita dalam sastra lama. 7. Kata bilangan numeralia Kata bilangan numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, dan benda. Macam-macam kata bilangan numeralia Numeralia utama kardinal, terdiri atas a. Bilangan penuh. Misal satu, dua, tiga, puluh, ribu, juta. b. Bilangan pecahan. Misal sepertiga, duapertiga, lima perenam. c. Bilangan gugus. Misal selikur 21, lusin, gros, kodi, atau ton. Numeralia tingkat, yaitu numeralia yang menunjukkan urutan atau struktur. Misal pertama, kesatu, kedua, ketigabelas. Numeralia kolektif, yaitu numeralia yang terbentuk oleh afiksasi. Misal ketiga ke + Num, ribuan, ratusan Num + -an, berates-ratus, bertahun-tahunber- + Num. 8. Kata sambung konjungsi Kata sambung konjungsi adalah kata yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat. Macam-macam kata sambung konjungsi Konjungsi penambahan. Misal dan, dan lagi, tambah lagi, lagi pula. Konjungsi urutan. Misal lalu, lantas, kemudian, setelah itu. Konjungsi pilihan. Misal atau. Konjungsi perlawanan. Misal tetapi, sedangkan, namun, sebaliknya, padahal. Konjungsi menyatakan waktu. Misal ketika, sejak, saat. Konjungsi sebab-akibat. Misal sebab, karena, karena itu, akibatnya. Konjungsi persyaratan. Misal asalkan, jikalau, kalau. Konjungsi pengandaian. Misal andaikata, andaikan, seandainya, seumpamanya. Konjungsi harapan/tujuan. Misal agar, supaya, hingga. Konjungsi perluasan. Misal yang. Konjungsi pengantar objek. Misal bahwa. Konjungsi penegasan. Misal bahkan dan malahan. Konjungsi pengantar wacana. Misal adapun, maka, jadi. Baca Juga Kata Sapaan Pengertian, Contoh Kalimat, Jenis, Ciri [ LENGKAP ] 9. Kata seru interjeksi Kata seru interjeksi adalah kata yang menyatakan luapan perasaan, atau emosi. Macam-macam kata seru Kata seru kejijikan. Misal bah, cia, cih, ih, idih. Kata seru kekesalan. Misal brengsek, sialan, buset, keparat. Kata seru kekaguman. Misal aduhai, amboi, asyik. Kata seru kesyukuran. Misal syukur, Alhamdulillah. Kata seru harapan. Misal insya Allah. Kata seru keheranan. Misal aduh, aih, ai, lo, duilah, eh, oh, ah. Kata seru kekagetan . Misal astaga, astagfirullah, masya Allah. Kata seru ajakan. Misal ayo, mari. Kata seru panggilan. Misal hai, he, eh, halo. Kata seru simpulan. Misal nah. 10. Kata depan preposisi Kata depan preposisi adalah kata yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depanfrasa preposisional. Macam-macam kata depan preposisi Preposisi dasar. Misal di, ke, dari, akan, antara, kecuali, bagi, dalam, daripada, tentang. Preposisi turunan, terdiri dari a. Gabungan preposisi dan preposisi. Misal di depan, ke belakang, dari muka. b. Gabungan preposisi + preposisi + non-preposisi. Misal di atas rumah, dari tengah-tengah kerumunan. c. Gabungan preposisi + kelas kata + preposisi + kelas kata. Misal dari rumah ke jalan, dari Bogor sampai Jakarta. d. Preposisi yang menunjukkan ruang lingkup. Misal sekeliling, sekitar, sepanjang. Fungsi Kata Sebagai satuan gramatikal terkecil yang menyusun suatu kalimat, kata memiliki sejumlah fungsi yaitu faedah subjek, faedah predikat, faedah objek, faedah keterangan, dan faedah pelengkap. Di bawah ini akan diterangkan mengenai faedah tersebut. 1. Fungsi sebagai Subjek Subjek ialah bagian dari kalimat yang menandakan apa yang sedang dibicarakan. Namun urusan ini tidak tidak jarang kali sama dengan aktor atau pelaku sebagai subjek, tergolong dalam kalimat pasif. Fungsinya sebagai subjek bisa ditentukan menurut ciri-ciri sebagai berikut. Jawaban dari siapa yang melakukan pekerjaan atau aktivitas. Contohnya pada kalimat, “Ayah bekerja di kantor sampai sore hari.” Jika diciptakan kalimat tanya siapa yang bekerja di kantor sampai sore hari? Maka, jawabannya ialah Ayah. Maka dapat dijamin bahwa Ayah bermanfaat sebagai subjek yang sedang mengerjakan sebuah aktivitas. Bagian dari kalimat yang diterangkan oleh predikat. Contoh pada kalimat, “Ayah bekerja di kantor sampai sore hari.” Ayah sebagai subjek dijelaskan dengan perbuatan bekerja sebagai predikat. Bagian yang dibuntuti oleh di antara kata kerja sambung. Contohnya pada kalimat, “Ayah ialah seorang karyawan.” Adalah adalahkata kerja sambung sampai-sampai di belakangnya bermanfaat sebagai subjek, yakni Ayah. Diikuti partikel –nya. Contoh pada kalimat, “Mobilnya mempunyai roda yang bagus.” Mobil yang dibuntuti oleh partikel –nya menandakan bahwa kata tersebut bermanfaat sebagai subjek. 2. Fungsi sebagai Predikat Predikat adalahbagian dari kalimat yang menandakan apa yang dirundingkan oleh subjek dan seringkali harus berisi bagian verba. Setelahnya, dapat dibuntuti oleh objek atau adverbia. Fungsi kata sebagai predikat memberi penjelasan tentang apa yang dilaksanakan oleh subjek. Baca Juga “Kata Seru Interjeksi Pengertian & Jenis – Fungsi – Contoh Contoh pada kalimat, “Ayah bekerja di kantor sampai sore hari.” Bekerja sebagai predikat menjelaskan pekerjaan atau kegiatan yang dilaksanakan oleh ayah di kantor sampai sore hari. 3. Fungsi sebagai Objek Objek adalahbagian dari kalimat yang mempunyai peran sebagai penderita atau yang merasakan suatu hal. Letak objek memiliki faedah sebagai pemberi penjelasan predikat. Contoh pada kalimat, “Kakak melakukan pembelian tas di toko dekat rumah.” Tas sebagai objek memberikan penjelasan terhadap barang yang Kakak beli di toko dekat rumah. 4. Fungsi sebagai Keterangan Kata penjelasan adalahbagian dari kalimat yang bermanfaat untuk memberikan penjelasan terhadap bagian lainnya. Meskipun hadirnya tidak terlampau penting, tetapi dapat menyerahkan penjelasan lebih lanjut tentang sebuah kalimat. Contohnya pada kalimat, “Kakak melakukan pembelian tas di toko dekat rumah.” Di toko dekat lokasi tinggal merupakan penjelasan yang menyerahkan penjelasan di mana Kakak melakukan pembelian tasnya. Keterangan itu tidak wajib guna dimasukkan ke dalam kalimat, namun saat Anda memasukkannya, pembaca tidak butuh bertanya lagi lokasi Kakak melakukan pembelian tasnya. 5. Fungsi sebagai Pelengkap Fungsi yang satu ini tidak banyak sulit untuk meneliti keberadaannya. Terkadang ia dapat bermanfaat sebagai penjelasan dan/atau objek. Contoh pada kalimat, “Ayah bekerja di kantor sampai sore hari.” Sore hari adalahkata pelengkap sebab melengkapi bekerja sebagai batasan masa-masa ia mengerjakan aktivitasnya di kantor. Contoh pada kalimat, “Kakak santap ayam.” Ayam dapat bermanfaat sebagai pelengkap dan objek secara bersamaan. Contoh Kata Berikut ini adalah contoh dari kata, sebagai berikut Contoh kata benda atau nomina yakni rumah, mobil, sekolah, bingkisan, tas, buku, pupuk, medali perak, desa, lahan, dan sebagainya. Contoh kata bilangan atau numeralia yakni satu, dua, kesatu, berdua, seribu, beberapa, banyak, dan sebagainya. Contoh kata ganti atau pronomina yakni saya, dia, kalian, salah seorang, seseorang, siapa saja, sewaktu-waktu, ini, itu, dan sebagainya. Contoh kata kerja atau verba yakni tanpa mandi, memasak, membersihkan, mengajarkan, membeli, menetapkan, mengajak, berjalan, berlari, menghadiri, dan sebagainya. Contoh kata sifat atau adjektiva yakni bagus, buruk, cantik, terkenal, terpintar, kreatif, warna warni, rendah hati, baik hati, dan sebagainya. Contoh kata penjelasan atau adverbia yakni dengan lantang keterangan cara, memakai bambu panjang keterangan alat, guna membayar ongkos keterangan tujuan, sebab pemanasan global keterangan sebab, sampai-sampai dia terjatuh keterangan akibat, di Rumah keterangan tempat, kelak keterangan waktu, dua kali sehari keterangan derajat, namun keterangan perlawanan, dari pamannya keterangan pelaku, dan sebagainya. Contoh kata sambung atau konjungsi yakni dan, sera, lagipula, tetapi, sedangkan, sebelumnya, setelahnya, untuk, agar, sebab, karena, akibatnya, bila, apabila, walaupun, biarpun, seperti, bagai, bahkan, apalagi, bahwa, dan sebagainya. Contoh kata sandang atau artikula yakni sang, sri, hang, hyang, yang, dan sebagainya. Contoh kata depan atau preposisi yakni di depan, ke Indonesia, dari rumah, dan sebagainya. Contoh kata seru atau injeksi yakni asyik dan wah menyatakan kekaguman, untung dan syukurlah menyatakan kesyukuran, semoga dan mudah-mudahan menyatakan harapan, bah dan idih menyatakan kejijikan, dan sebagainya Contoh kata dasar yakni makan, minum, pergi, lari, jalan, buka, ambil, pikir, dan sebagainya. Contoh kata berimbuhan yakni memakan, meminum, berpergian, berjalan, dibuka, diambil, dipikirkan, dan sebagainya. Contoh kata ulang yakni sayur-mayur, rumah-rumah, pepohonan, teka-teki, kekanak-kanakan, bersalam-salaman, dan sebagainya. Namun kata laksana kupu-kupu, kura-kura, dan ubur-ubur bukanlah adalahkata ulang. Contoh kata gabung frasa yakni kacamata, barangkali, halalbihalal, daripada, bumiputra, matahari, dan sebagainya. Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari
92% found this document useful 12 votes9K views47 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?92% found this document useful 12 votes9K views47 pagesJenis Majas Gorys KerafJump to Page You are on page 1of 47 You're Reading a Free Preview Pages 8 to 14 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 19 to 43 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
“Kata” dalam bahasa Indonesia dan Melayu Ngapak diambil dari Katha. Dalam bahasa Sansekerta, Katha sebenarnya berarti “pembicaraan”, “bahasa“, “cerita” atau “dongeng”. Dalam bahasa Melayu dan Indonesia penyempitan menjadi makna semantik “kata”. Pengertian Kata Kata atau ayat adalah unit bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya terdiri dari akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Kata dikombinasikan untuk membentuk frase, klausa, atau kalimat. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI 1997 memberikan beberapa definisi dari kata Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau tertulis dan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam bahasa Percakapan, bahasa Morfem atau kombinasi morfem yang dapat diucapkan sebagai bentuk bebas Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari morfem tunggal misalnya kata atau beberapa morfem gabungan misalnya kata KBBI definisi pertama bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi isi kamus atau entri. Kemudian definisi kedua mirip dengan katha satu pengertian yang sebenarnya dalam bahasa Sansekerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat dapat diartikan sebagai kombinasi morfem atau morfem. Baca Juga Pengertian Kata Serapan Kata adalah satuan ujaran yang mempunyai pengenalan intuitif universal oleh penutur asli, baik dalam bahasa lisan maupun tulisan. Definisi kata yang umum sebagai satuan makna atau gagasan tidak membantu karena kesamaran konsep. Kata merupakan bentuk yang, ke dalam mempunyai susunan fonologi yang stabil dan tidak berubah, dan keluar mempunyai kemungkinan mobilitas dalam kalimat. Jenis-Jenis Kata Berdasarkan bentuk, dapat diklasifikasikan ke dalam empat kata kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang menjadi dasar bagi pembentukan sebuah kata turunan atau kata-kata berimbuhan. Mengubah derivatif kata karena membubuhkan atau imbuhan baik di awal prefix atau awalan, tengah infiks atau sisipan, atau akhir akhiran atau sufiks kata-kata. Baca Juga Pengertian Katalis Katalisator Kata adalah dasar dari kata atau atas dasar pengalaman perulangan bentuk semua atau bagian dari senyawa sementara adalah kombinasi dari beberapa kata-kata dasar yang berbeda untuk membentuk makna baru. Dalam tata bahasa Indonesia standar, kelas kata dibagi menjadi tujuh kategori, yaitu Kata Benda Nomina Kata benda nomina adalah kata-kata yang merujuk pada pada bentuk suatu benda, bentuk benda itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun bahasa Indonesia kata benda nomina terdiri dari beberapa jenis, sedangkan dari proses pembentukannya kata benda terdiri dari 2 jenis, yaitu Kata Benda Nomina Dasar Kata benda dasar atau nomina dasar ialah kata-kata yang yang secara konkret menunjukkan identitas suatu benda, sehingga kata ini sudah tidak bisa lagi diuraikan ke bentuk lainnya. Contoh Buku yang tertinggal di kelas itu milik Slamet. Para pengerajin itu sedang mengukir meja. Kursi yang rusak itu merupakan barang inventaris kampus. Pria tua itu seorang teknisi radio yang handal. Menggambar bayangan gedung itu sebaiknya menggunakan pensil 2B. Kata Benda Nomina Turunan Nomina turunan atau kata benda turunan ialah jenis kata benda yang terbentuk karena proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Proses pembentukan ini terdiri dari beberapa bentuk, yaitu Verba + -an. contoh Makanan yang dimasak itu untuk korban badai. Pe- + Verba. contoh Kakek itu seorang pelukis terkenal hingga saat ini. Pe- + Adjektiva. contoh Sebaiknya kita jauhkan diri dari sifat pemarah. Per- + Nomina + -an. contoh Di jaman yang maju ini masih saja ada perbudakan di Tangerang. Kata Kerja Verba Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan. Kata kerja dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Kata Kerja Transitif Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang selalu diikuti oleh unsur subjek. contoh – Orang itu membeli makan di warteg seberang jalan. – Supri membunuh nyamuk itu dengan sadis. – Juru masak memotong bawang dengan sangat cepat. Kata Kerja Intransitif Kata kerja intransitif ialah kata kerja yang tidak memerlukan pelengkap. Seperti kata tidur untuk contoh kalimat berikut saya tidur, pada kalimat tersebut kata tidur yang berposisi sebagai predikat P tidak lagi diminta menerangkan untuk memperjelas kalimatnya, karena kalimat itu sudah jelas. Di dalam Bahasa Indonesia ada 2 dasar dalam pembentukan verba, yaitu dasar yang tanpa afiks tetapi telah mandiri karena telah memiliki makna, dan bentuk dasar yang berafiks atau turunan. dari bentuk verba ini dapat dibedakan menjadi Verba Dasar Bebas ialah verba yang berupa morfem dasar bebas, misalnya duduk, makan, mandi, minum, dll. Contoh kalimat – Andi duduk di teras rumah sambil menikmati secangkir kopi. – Saya makan siang di warteg depan gang itu. – Sebaiknya kita mandi minimal 2 kali sehari. – Sebaiknya kita tidak minum sambil berdiri. Verba Turunan ialah verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan proses atau berupa paduan leksem. Beberapa bentuk verba turunan Verba berafiks berbuat, terpikirkan, dll. Contoh kalimat – Dia tidak mampu berbuat apa-apa karena posisinya yang terjepit. – Ayah saya selalu memikirkan sesuatu yang tak terpikirkan oleh orang lain. Verba bereduplikasi makan-makan, ingat-ingat, dll. Contoh kalimat – Kemarin saya dan teman sekelas makan-makan di restoran yang terkenal di kota kami. – Untuk melupakan masa lalu dengan orang itu jangan ingat- ingat kembali kenangan bersamanya. Verba berproses gabungan bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, dll. Contoh kalimat – Malam itu kami bernyanyi-nyanyi dengan riang di depan sebuah vila. – Kami tersenyum-senyum setelah saling bertatap muka. Verba majemuk cuci mata, cuci tangan, dll. Contoh kalimat – Kemarin sore kami berdua jalan-jalan ke desa untuk cuci mata. – Orang itu cuci tangan setelah melakukan kejahatan. Baca Juga Kata Baku Dan Tidak Baku – Pengertian, Ciri, Contoh, Kalimatnya, Artinya Kata Sifat Adjektifa Kata sifat ialah kelompok kata yang mampu menjelaskan atau mengubah kata benda atau kata ganti menjadi lebih spesifik. Karena kata sifat mampu menerangkan kuantitas dan kualitas dari kelompok kelas kata benda atau kata ganti. Ciri-ciri Kata Sifat Kata sifat terbentuk karena adanya penambahan imbuhan ter- yang mengandung makna paling. Contoh – Andi merupakan orang terpandai di kelas. – Bang Pudin orang terkuat yang ada di kampung ini. – Bunga itu adalah bunga terindah yang pernah saya lihat. Kata sifat dapat diterangkan atau didahului dengan kata lebih, agak, paling, sangat & cukup. Contoh – Anak yang tinggi itu lebih sopan dibandingkan anak yang disebelahnya. – Orang yang jarang olah raga agak lemah dibandingkan yang sering berolah raga. – Rani adalah gadis paling ramah di kampung ini. – Juned salah satu orang yang sangat menyenangkan yang pernah saya kenal. – Pak Andi merupakan pribadi yang cukup baik. Kata sifat juga dapat diperluas dengan proses pembentukan seperti ini se- + redupliasi pengulangan kata + -nya, contoh sehebat-hebatnya, setinggi-tingginya, dll. Contoh – Sehebat-hebatnya petinju, pasti akan kalah juga. – Setinggi-tingginya ilmu yang didapat jika tidak diamalkan maka akan sia- sia. Beberapa Proses Pembentukan Kata Sifat Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar, misalnya kuat, lemah, rajin, malas, dll. Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian, misalnya terjelek, terindah, terbodoh, dll. Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang, misalnya gelap-gulita, pontang-panting, dll Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan, misalnya legal, kreatif, dll. Kata sifat yang terbentuk dari kata atau kelompok kata, misalnya lapang dada, keras kepala,baik hati, dll. Kata Ganti Pronomina Kelompok kata ini dipakai untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan. Kelompok kata ini dapat dibedakan menjadi 6 bentuk, yaitu Kata Ganti Orang ialah jenis kata yang menggantikan nomina. Kata ganti orang dapat dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu Kata ganti orang pertama tunggal, misal aku, saya. Kata ganti orang pertama jamak, misal kami, kita. Kata ganti orang kedua tunggal, misal kamu. Kata ganti orang kedua jamak, misal kamu, kalian, Anda, kau/engkau. Kata ganti orang ketiga tunggal, misal dia, ia. Kata ganti orang ketiga jamak, misal mereka, beliau. Contoh kalimat – Aku seorang pelaut. – Kami semua bersaudara. – Kamu sangat cantik sekali. – Kalian sangat luar biasa sekali. – Dia salah satu mahluk cantik di dunia ini. – Mereka semua bersahabat dari kanak-kanak. Kata Ganti Kepemilikan ialah kata ganti yang dipakai untuk menyatakan kepemilikan, misal “buku kamu/bukumu”, “buku aku/bukuku”, “buku dia/bukunya”,dsb. Contoh Buku yang tertinggal di kelas kemarin adalah bukunya. Kata Ganti Penunjuk ialah kata ganti yang dipakai untuk menunjuk suatu tempat atau benda yang letaknya dekat ataupun jauh, misal “di sini”, “di sana”, “ini”, “itu”, dsb. Contoh Letakkan meja itu di sana. Kata Ganti Penghubung ialah kata ganti yang digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat kata yang dipakai yaitu “yang”, “tempat”,”waktu”. Contoh Kami sedang menyaksikan pertandingan sepak bola yang disiarkan langsung dari Myanmar. Kata Ganti Tanya ialah kata ganti yang dipakai untuk meminta informasi mengenai sesuatu hal, kata Tanya yang dimaksud ialah “apa”, “siapa”, “mana”. Contoh Siapa yang menjadi pemain terbaik di Liga Indonesia tahun lalu? Kata Ganti Tak Tentu ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau menggantikan suatu benda atau orang yang jumlahnya tak menentu banyak, misal masing-masing, sesuatu, para, dsb. Contoh Para siswa diminta untuk membawa buku catatan saat seminar nanti. Baca Juga Bentuk Kata – Pengertian, Kelas, Makna, Relasi, Contohnya Kata Keterangan Adverbia Kata keterangan adalah jenis kata yang memberikan keterangan pada kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan bahkan mampu memberikan keterangan pada seluruh kalimat. Kata keterangan dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu Kata Keterangan Tempat ialah jenis kata yang memberikan informasi mengenai suatu lokasi, misal di sini, di situ, dll. Contoh Silakan letakkan payungnya di sana. Kata Keterangan Waktu ialah jenis keterangan yng menginformasikan berlangsungnya sesuatu dalam waktu tertentu, misal sekarang, nanti, lusa, dll Contoh Saya masih sangat mencintaimu sampai sekarang. Kata Keterangan Alat ialah jenis kata yang menjelaskan dengan cara apa sesuatu itu dilakukan ataupun berlangsung, misal “dengan tongkat”, “dengan motor”, dll. Contoh Ayah mengambil mangga itu dengan bambu. Kata Keterangan Syarat ialah kata keterangan yang dapat menerangkan terjadinya suatu proses dengan adanya syarat-syarat tertentu, misal jikalau, seandainya, dll. Contoh Kamu sekarang pasti masih mencintaiku seandainya orang itu tidak hadir ke kehidupan kita. Kata Keterangan Sebab ialah jenis kata yang memberikan keterangan mengapa sesuatu itu dapat terjadi, misal; sebab, karena, dsb. Contoh Kecelakaan itu terjadi karena tidak tertibnya para pengguna jalan. Kata Bilangan Numeralia Kata bilangan ialah jenis kelompok kata yang menyatakan jumlah, kumpulan, urutan sesuatu yang dibendakan. Kata bilangan juga dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu Kata bilangan tentu, contoh satu, dua, tiga, dst. Contoh Empat kilometer adalah jarak antara rumahku dengan rumahnya. Kata bilangan tak tentu, contoh semua, beberapa, seluruh, dll. Contoh Semua kontestan wajib datang 30 menit sebelum acara dimulai. Kata bilangan pisahan, contoh setiap, masing-masing, tiap-tiap. Contoh Setiap regu diharuskan menyiapkan satu yel untuk penyemangat. Kata bilangan himpunan, contoh berpuluh-puluh, berjuta-juta. Contoh Berpuluh-puluh kilometer jarak yang aku tempuh hanya untuk menemuimu. Kata bilangan pecahan, contoh separuh, setengah, sebagian, dll. Contoh Separuh dari pendapatan hari ini akan kita sumbangkan. Kata bilangan ordinal/giliran, contoh pertama, kedua, ketiga, dst. Contoh Anisa menjadi orang yang pertama merasakan wahana di tempat wisata itu. Kata Tugas Kata tugas ialah kata yang memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal. Kata tugas juga memiliki fungsi sebagai perubah kalimat yang minim hingga menjadi kalimat transformasi. Dari segi bentuk umumnya, kata-kata tugas sukar mengalami perubahan bentuk. Kata-kata seperti dengan, telah, dan, tetapi dan sebagainya tidak bisa mengalami perubahan. Tapi, ada sebagian yang bisa mengalami perubahan golongan kata ini jumlahnya sangat terbatas, misalnya tidak, sudah kedua kata itu dapat mengalami perubahan menjadi menidakkan & menyudahkan. Ciri-ciri Kata Tugas Ciri dari kata tugas ialah bahwa hampir semuanya tidak dapat menjadi dasar untuk membentuk kata lain. Jika verba datang dapat diturunkan menjadi mendatangi, mendatangkan & kedatangan. Bentuk-bentuk seperti menyebabkan dan menyampaikan tidak diturunkan dari kata tugas sebab & sampai tetapi dari nomina sebab dan verba sampai yang membentuknya sama tapi kategorinya berbeda. Jenis-jenis Kata Tugas Preposisi Preposisi kata depan ialah jenis kata yang terdapat di depan nomina kata benda, misalnya dari, ke & di. Ketiga kata depan ini dipakai untuk merangkaikan kata-kata yang menyatakan tempat atau sesuatu yang dianggap tempat. Contoh Di Jakarta, di rumah, ke pasar, dari kantor. Contoh lain – Sudah 4 hari Anto pergi ke hutan untuk berburu. – Di Surabaya kami menghabiskan waktu selama 2 hari untuk berlibur. – Stadion Benteng Tangerang berjarak 20 km dari rumah. – Saya mengantar Jono ke stasiun untuk membeli tiket kereta api. – Intan menemani Indah untuk pergi ke salon. Konjungsi Konjungsi kata sambung ialah jenis kata yang dapat menggabungkan 2 satuan bahasa yang sederajat, misalnya dan, atau & serta. Jenis kata tugas yang mampu menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa. Konjungsi kata sambung dapat dibagi menjadi 4, yaitu Konjungsi Koordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan 2 unsur atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama contoh dan, atau & serta. Contoh – Saya mendapat juara pertama dan ibu sangat bahagia. – Dilarang membawa petasan atau senjata tajam untuk masuk ke stadion. – Rahmah suka menanam bunga serta merawatnya dengan baik. Konjungsi korelatif yaitu konjungsi yang menghubungkan 2 kata, frasa atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh satu frasa, kata atau klausa yang dihubungkan oleh baik …. maupun, tidak …. tetapi. Contoh kalimat – Baik saya maupun dia sama-sama suka padamu. – Anak-anak itu tidak merepotkan tetapi rajin membantu tetangga. Konjungsi Antarkalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. Konjungsi jenis ini selalu membuat kalimat baru, tentu saja dengan huruf kapital di awal kalimat. Contoh Biarpun begitu, akan tetapi …. Contoh kalimat – Saya tidak suka ucapannya. Biarpun begitu, saya harus tetap santun kepadanya. – Sosial media salah satu wadah kita berhubungan dengan teman lama. Akan tetapi, banyak dari kita yang menyalahgunakannya. Konjungsi Subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan 2 klausa atau lebih dan klausa itu merupakan anak kalimat. Konjungsi ini terbagi lagi menjadi 12 kelompok, yaitu Konjungsi subordinatif waktu sejak, semenjak, sedari, sewaktu. Contoh kalimat Ayahku seorang petinju, sejak diriku masih kecil. Konjungsi subordinatif syarat jika, jikalau, bila, kalau. Contoh kalimat Kita akan mendapat pahala, jika kita berbuat kebaikan. Konjungsi subordinatif pengandaian seandainya, seumpama. Contoh kalimat Aku akan sangat bahagia, seandainya dirimu menjadi milikku. Konjungsi subordinatif konsesif biarpun, sekalipun. Contoh kalimat Saya akan terus menyayangimu, sekalipun jarak memisahkan kita. Konjungsi subordinatif pembandingan seakan-akan, seperti. Contoh kalimat Iwan sangat gelisah semenjak kehilangan tas, seperti orang kebakaran jenggot. Konjungsi subordinatif sebab sebab, karena, oleh sebab. Contoh kalimat Hubungan Iwan dan Indah harus berpisah sebab tidak diijinkan oleh orang tuanya. Konjungsi subordinatif hasil sehingga, sampai. Contoh kalimat Adik saya sangat rajin belajar sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan. Konjungsi subordinatif alat dengan, tanpa. Contoh kalimat Bapak itu memukul anaknya dengan tangannya sendiri. Konjungsi subordinatif cara dengan, tanpa. Contoh kalimat Sebelum menikmati makanan itu kita harus memasaknya terlebih dahulu dengan direbus hingga matang. Konjungsi subordinatif komplementasi bahwa. Contoh kalimat Aku harus jujur bahwa sesungguhnya aku sangat mencintaimu. Konjungsi subordinatif atribut yang Contoh kalimat Siapa yang bersalah maka dia yang akan dihukum. Konjungsi subordinatif perbandingan sama … dengan, lebih … dari. Contoh kalimat Lebih baik yang merah dari pada yang hitam. Artikula Artikula kata sandang ialah jenis kata yang mendampingi kata benda atau yang membatasi makna jumlah orang atau benda. Kata sandang tidak mengandung suatu arti tapi memiliki fungsi. Fungsi kata sandang sendiri ialah untuk menentukan kata benda, mensubstansikan suatu kata yang besar, yang jangkung, dan lain-lain. Kata-kata sandang umum yang terdapat dalam Bahasa Indonesia ialah yang, itu, -nya, si, sang, hang, dang. Kata-kata sandang seperti sang, hang, dang banyak ditemui dalam kesusastraan lama, sekarang sudah tidak terpakai lagi terkecuali kata sandang sang. Kata sandang sang terkadang masih dipergunakan untuk mengagungkan atau untuk menyatakan ejekan maupun ironi. Dalam Bahasa Indonesia terdapat beberapa kelompok artikula, yaitu Artikula yang bersifat gelar ialah artikula yang bertalian dengan orang yang dianggap bermartabat. Berikut ini jenis artikula yang bersifat gelar sang, hang, dang, sri. Contoh – Sang sultan sangat marah mendengar berita itu. – Hang Tuah adalah seorang laksamana yang sangat pemberani. – Dang Karayan Partapan adalah seorang raja yang bergelar haji. – Sekarang rakyat Yogyakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X Artikula yang mengacu ke makna kelompok / makna korelatif ialah kata para. Karena artikula ini bermakna ketaktunggalan, maka nomina yang diiringinya tidak dinyatakan dalam bentuk kata ulang. Jadi, untuk menyatakan kelompok guru sebagai kesatuan bentuk yang dipakai ialah para guru bukan para guru-guru. Contoh kalimat Setelah pelaksanaan ujian, para guru sibuk mengoreksi jawaban siswa. Artikula yang menominalkan. Artikula si yang menominalkan dapat mengacu ke makna tunggal atau genetik, tergantung pada konteks kalimat. Contoh Si Kabayan merupakan salah satu judul cerita rakyat Jawa Barat. Interjeksi Interjeksi kata seru ialah kata yang mengungungkapkan perasaan. Macam-macam kata seru yang masih dipakai hingga sekarang ialah Kata seru asli, yaitu ah, wah, yah, hai, o, oh, nah, dll. Contoh – Wah, indah sekali pemandangannya! – O, seperti itu? – Hai, boleh kita berkenalan? Kata seru yang berasal dari kata-kata biasa, artinya kata seru yang berasal dari kata-kata benda atau kata-kata lain yang digunakan, contoh celaka, masa’, kasihan, dll. Contoh – Celaka, aku lupa mengunci pintu. – Kasihan, dia tidak tau hal itu. kata seru yang berasal dari beberapa ungkapan, baik yang berasal dari ungkapan Indonesia maupun yang berasal dari ungkapan asing, yaitu ya ampun, demi Allah, Insya Allah, dll. Contoh – Insya Allah, jika tidak ada halangan saya akan hadir. – Demi Allah, saya tidak melakukan hal buruk itu. – Ya ampun, kamu tidak percaya dengan saya? Partikel Penegas Partikel Penegas ialah kategori yang meliputi kata yang tidak tunduk pada perubahan bentuk dan hanya berfungsi menampilkan unsur yang diiringinya. Ada empat macam partikel penegas, yaitu -lah, -kah, -tah & pun. Contoh – Bacalah dengan baik dan benar! – Motor atau mobil kah yang dikendarainya? – Apatah dia orangnya? – Adikku pun tahu tentang hal itu. Penentuan Batas Kata Dalam linguistik setidaknya ada lima cara dalam menentukan batas-batas kata Saat istirahat Seorang pembicara diminta untuk mengulang kalimat yang diberikan perlahan-lahan, yang memungkinkan untuk beristirahat dan mengambil istirahat. Pembicara akan cenderung memasukkan jeda pada batas kata. Namun, metode ini tidak sempurna pembicara dapat dengan mudah memilah kata-kata yang terdiri dari banyak suku kata. Keutuhan Seorang pengguna diminta untuk mengucapkan kata-kata kasar dan kemudian diperintahkan untuk mengatakannya lagi dan menambahkan beberapa kata. Bentuk bebas minimal Konsep ini pertama kali diusulkan oleh Leonard Bloomfield. Kata-kata adalah leksem, jadi satuan terkecil yang bisa berdiri sendiri. Batas fonetik Beberapa bahasa memiliki aturan pelafazan khusus yang membuatnya lebih mudah untuk mempelajari yang membatasi kata yang benar. Misalnya, dalam bahasa teratur menjatuhkan tekanan pada suku kata terakhir, maka batas kata mungkin terjadi setelah setiap menekankan suku kata. Contoh lain bisa didengar dalam bahasa yang memiliki harmoni vokal seperti Turki vokal dalam beberapa kata-kata memiliki “kualitas” yang sama, oleh karena itu batas kata mungkin terjadi setiap kali perubahan kualitas vokal. Namun, tidak semua bahasa memiliki aturan fonetik nyaman seperti, jika ya, dalam bahasa ini ada pengecualian. Semantik Unit Seperti di banyak bentuk bebas minimal yang disebutkan di atas, metode ini memilah kalimat ke dalam unit semantik terkecil. Namun, bahasa sering mengandung kata-kata yang memiliki nilai semantik kecil dan sering memainkan peran yang lebih tata bahasa, atau unit senyawa semantik. Dalam prakteknya, ahli bahasa menggunakan campuran semua metode ini untuk menentukan batas-batas kata dalam kalimat. Namun, penggunaan metode ini, definisi yang tepat dari kata tersebut sering masih sangat sulit dipahami. Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari
jenis jenis kata menurut gorys keraf